Virus Mengerikan itu Bernama “PRASANGKA BURUK”

Ditulis Oleh Admin SMP DH

24/02/2023

Penulis : FSU

“Tau ga sih, si X itu kayanya sombong amat. Mukanya itu loh judes, ah nyebelin deh!”

Ucap seorang Siswa yang sebenarnya ia belum mengenal si X dan hanya menerka-nerka sifat X.

Gimana dengan kalimat di atas? Pernah mengalami atau bahkan mendengarkan? Memang sudah tidak asing lagi soal prasangka ini, terlebih soal prasangka buruk.

Tau ga sih kalau prasangka itu bisa muncul karena adanya skema? Begini penjelasannya!

Menurut Wyer & Srull (1994) dalam Handbook of Social Cognition menyebutkan bahwa skema adalah proses berpikir yang akan mengantarkan seseorang pada suatu kesimpulan dan prasangka yang didasarkan atas mengkaitkan seseorang dengan komponen lain.

Simpelnya kaya gini, seperti contoh X di atas. Kamu melihat X mukanya judes dan menyebalkan lalu kamu mengaitkan bahwa karakter tersebut masuk kategori sombong. Atau misalkan ada temanmu yang bajunya urakan lalu kamu mengaitkannya dengan perilaku yang nakal. Nah itu  skema.

Gimana, sampai sini mulai paham?

Yuk, lanjut.

Kenapa orang seneng banget kalau berprasangka?

Seneng gitu kalau menerka-nerka sifat seseorang, kejadian, atau bahkan privacy nya yang belum tentu benar adanya. Ko bisa ya?

Ini Faktanya.

Menurut Steele, Spence, Lynch (1993) dalam jurnalnya yang berjudul Self Image Resiliance and Dissonance: The Role of Affirmational Resources menuliskan bahwa orang yang gemar berprasangka adalah orang yang gemar meningkatkan citra diri mereka di hadapan orang lain. Singkatnya, prasangka jadi tujuan untuk merendahkan seseorang dan menciptakan gambaran buruk tentang seseorang agar yang beprasangka menjadi naik citra diri/penilaian teman-teman di sekitarnya.

Lah, gimana kalau ternyata banyak orang berprasangka dan membuat orang-orang jadi percaya dan jadi lebih menilai seseorang itu sangatlah buruk?

Ini yang bahaya.

Gosip, rumor, atau apapun itu yang sifatnya masih prasangka buruk akan membawa pada kehancuran tatanan soaial, khususnya di sekolah.

Konflik-konflik bermunculan, adanya permusuhan, dan ketidakharmonisan gara-gara prasangka buruk.

Coba untuk mulai budaya ini. Budaya tabayyun, budaya untuk konfirmasi, budaya untuk berbicara langsung dengan orang yang dituju, tanpa prasangka buruk dan penuh dengan kesadaran untuk mendengarkan dengan baik. Maka temukan keajaibannya. Kamu akan sadar bahwa manusia itu beragam. Dan tidak seperti apa yang kamu pikirkan sepenuhnya. Salam damai.

Bagikan:

Lihat Berita Lainnya.

EKSPOSE EKSKUL SMP DARUL HIKAM

Ekstrakurikuler merupakan salah satu bagian integral dari pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain...